RINGKASAN PSIUM PERTEMUAN 11
NAMA : HIJRAH ARIYANSYAH LUBIS
NIM : 2310321027
MATKUL : PSIKOLOGI UMUM KELAS A
TUGAS : RINGKASAN PRIBADI PERTEMUAN 11
LEARNING & INTELEGENSI
1. PENGERTIAN LEARNING
Ernest R Hilgard dalam bukunya mendefinisikan learning sebagai suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap lingkungan. Belajar merupakan suatu perilaku yang dilakukan untuk mencapai suatu respon. Maka learning merupakan Tindakan untuk mendapat banyak informasi demi menciptakan suatu respon yang berguna.
2. CLASSICAL CONDITIONING
Classical conditioning atau pengondisian klasik adalah proses pembelajaran yang menggunakan stimulus untuk membangkitkan respons secara alamiah melalui stimulus lain. Proses ini pertama kali ditemukan oleh Ivan Pavlov, seorang ilmuwan Rusia, melalui percobaannya terhadap hewan anjing. Berikut adalah beberapa konsep utama dari classical conditioning:
• Stimulus : Rangsangan yang dapat memunculkan respons tertentu.
• Respon : Reaksi yang muncul sebagai akibat dari stimulus.
• Pengkondisian : Proses pembentukan asosiasi antara stimulus dan respons refleksif.
• Pemerolehan : Proses pembentukan asosiasi antara stimulus netral dan stimulus bersyarat.
• Penghapusan : Proses hilangnya respons yang terjadi ketika stimulus bersyarat tidak lagi diikuti oleh stimulus tak bersyarat.
• Generalisasi : Proses munculnya respons yang sama terhadap stimulus yang serupa dengan stimulus bersyarat.
•
Diskriminasi
: Proses munculnya respons yang berbeda terhadap stimulus yang berbeda.
Contoh penerapan classical conditioning adalah ketika seseorang mempunyai
musik favorit yang dapat membuatnya bahagia. Menurut teori classical
conditioning, musik favorit tersebut sering didengar ketika seseorang sedang
dalam keadaan mood yang baik atau pada saat sedang berbahagia, sehingga musik
favorit tersebut dianggap sebagai suatu stimulus yang dapat membuat seseorang
bahagia dan lama-lama musik favorit tersebut telah terasosiasi dengan perasaan Bahagia
1. OPERANT CONDITIONING
a. Thorndike
Operant conditioning adalah metode pembelajaran yang terjadi melalui reward dan sanksi untuk perilaku.
· Teori Thorndike: Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya hubungan antara stimulus (S) dan respon (R)
· Law of Effect: menjelaskan bahwa perilaku yang diikuti oleh konsekuensi yang sepadan akan kemungkinan untuk diulangi
· Operant Conditioning (OC): Teori yang menjelaskan bagaimana konsekuensi-konsekuensi dari prilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas prilaku itu akan diulangi
· Asumsi-asumsi OC: Ada 6 asumsi yang membentuk landasan untuk kondisioning operan, meliputi: Belajar itu adalah tingkah laku , Law of operant conditining (jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat, Law of operant extinction (jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah).
· Aplikasi Teori Skinner Terhadap Pembelajaran: Beberapa aplikasi teori belajar ini melibatkan penggunaan umpan balik, seperti ucapan komplimen, penyetujuan, ucapan sambut, dan penyambutan untuk mengyesuaikan perilaku pembelajaran.
· Perbedaan antara Operant Conditioning dan Classical Conditioning: Operant conditioning memerlukan aktifnya dari pembelajar untuk mendapatkan reward atau sanksi, sementara classical conditioning menggabungkan asosiasi antara stimulus dan respon secara spontan.
b. Skinner
Menurut Skinner, Operant conditioning adalah hasil dari adanya perilaku individu yang diiringi dengan konsekuensi berupa peghargaan maupun hukuman.
· Reinforcement (Penguatan): Penguatan adalah salah satu konsep kunci dalam teori Skinner. Ini merujuk pada tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan kemungkinan terjadinya perilaku tertentu.
· Punishment (Hukuman): Hukuman adalah konsekuensi yang bertujuan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya perilaku tertentu.
· Shaping (Pembentukan): Shaping adalah teknik yang digunakan untuk mengajarkan perilaku kompleks dengan memecahnya menjadi langkah-langkah yang lebih kecil dan memberikan penguatan secara bertahap saat individu mendekati perilaku yang diinginkan.
· Chaining (Rantai perilaku): Chaining adalah teknik yang digunakan untuk mengajarkan urutan perilaku yang kompleks dengan memecahnya menjadi langkah-langkah yang saling terkait.
· Extinction (Punah): Extinction terjadi ketika penguatan untuk suatu perilaku dihilangkan, sehingga perilaku tersebut cenderung berkurang atau punah seiring waktu.
· Aplikasi dalam Pembelajaran: Teori operant conditioning dapat diterapkan dalam pembelajaran untuk mengembangkan dan mengubah perilaku siswa. Contoh penerapan teori ini meliputi penggunaan umpan balik, seperti ucapan komplimen, penyetujuan, ucapan sambut, dan penyambutan untuk mengsesuaikan perilaku pembelajar.
c. Reinforcement
Reinforcement (Penguatan): Penguatan adalah salah satu konsep kunci dalam teori Skinner. Ini merujuk pada tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan kemungkinan terjadinya perilaku tertentu. Ada dua jenis penguatan utama:
- Penguatan positif: Merupakan pemberian sesuatu yang diinginkan setelah perilaku, yang meningkatkan kemungkinan perilaku tersebut terjadi lagi. Contohnya adalah memberi hadiah kepada anak setelah dia melakukan pekerjaan rumah.
- Penguatan negatif: Merupakan penghilangan atau menghindari sesuatu yang tidak diinginkan setelah perilaku, yang juga meningkatkan kemungkinan perilaku tersebut terjadi lagi. Contohnya adalah menghentikan alarm mobil dengan suara keras (tindakan) untuk menghindari suara berulang (konsekuensi yang tidak diinginkan).
d. Punishment
Punishment (Hukuman): Hukuman adalah konsekuensi yang bertujuan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya perilaku tertentu. Ada dua jenis hukuman utama:
- Hukuman positif: Merupakan pemberian sesuatu yang tidak diinginkan setelah perilaku, yang bertujuan untuk mengurangi kemungkinan perilaku tersebut terjadi lagi.
- Hukuman negatif: Merupakan penghilangan sesuatu yang diinginkan setelah perilaku, yang juga bertujuan untuk mengurangi kemungkinan perilaku tersebut terjadi lagi.
2. TEORI COGNITIVE LEARNING
Teori kognitif tentang pembelajaran (cognitive learning theory) berfokus pada peran pemahaman, pengolahan informasi, dan kognisi dalam proses pembelajaran, teori kognitif menekankan bagaimana individu mengolah informasi, membuat makna, dan mengembangkan pemahaman.
· Struktur kognitif: Setiap orang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang tersusun rapi dalam bentuk struktur kognitif. Pengalaman dan pengetahuan tersebut yang membuat proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik
· Teori Piaget: Teori belajar kognitif Piaget menjelaskan bagaimana faktor internal dan eksternal mempengaruhi proses mental individu untuk melengkapi pembelajaran. Teori ini berfokus pada penggunaan unsur kognitif dalam proses belajar
· Teori Bruner: Teori belajar kognitif Bruner menyatakan bahwa suatu proses belajar harus dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap enactive, iconic, dan symbolic
· Teori Vygotsky: Teori belajar kognitif Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial dalam pembelajaran. Menurut teori ini, pembelajaran terjadi ketika individu berinteraksi dengan orang lain dan memperoleh pengetahuan baru melalui interaksi tersebut
· Penerapan dalam pembelajaran: Teori belajar kognitif dapat diterapkan dalam pembelajaran untuk mengembangkan dan mengubah perilaku siswa. Contoh penerapan teori ini meliputi penggunaan strategi pembelajaran yang tepat berdasarkan fungsi kognitif siswa
3. OBSERVATIONAL LEARNING
Menurut Bandura (dalam Feldman, 2011), pembelajaran obseravsional
adalah perilaku belajar melalui mengamati orang lain (objek/model), karena
ketergantungan dalam mengamati orang lain merupakan fenomena sosial yang
cara pandangnya disebut dengan pendekatan belajar sosiokognitif.
Fitur kunci dari pembelajaran observasional meliputi:
1. Modeling: Dalam pembelajaran observasional, biasanya ada seorang model, atau seseorang yang perilaku mereka diamati. Model tersebut bisa seorang teman, seorang guru, anggota keluarga, atau bahkan karakter dalam media.
2. Observasi: Pelajar melihat dan memperhatikan tindakan dan perilaku model. Ini melibatkan pengamatan visual, serta petunjuk auditori dan masukan sensorik lainnya.
3. Imitasi: Setelah mengamati model, pelajar berusaha meniru atau mengikuti perilaku yang mereka lihat. Ini bisa mencakup meniru tindakan, kata-kata, atau strategi pemecahan masalah.
4. Penguatan: Konsekuensi dari perilaku yang ditiru memainkan peran dalam menentukan apakah pelajar akan terus melakukan perilaku tersebut. Hasil positif atau hadiah untuk meniru perilaku dapat memperkuat kemungkinan perilaku itu diulang, sementara hasil negatif dapat mengurangi kemungkinannya.
5. Pembelajaran Tertonton: Pembelajaran observasional memungkinkan individu untuk belajar dari pengalaman orang lain tanpa harus melalui pengalaman yang sama. Hal ini dapat menyebabkan perolehan keterampilan dan pengetahuan baru tanpa melalui uji coba dan kesalahan.
Ref
Atkinson & Hilgard. 2009. Introduction to Psychology 15th Edition. Cengage
learning EMEA: UK.