RINGKASAN PSIUM PERTEMUAN 12
NAMA : HIJRAH ARIYANSYAH LUBIS
NIM : 2310321027
MATKUL : PSIKOLOGI UMUM KELAS A
TUGAS : RINGKASAN PRIBADI PERTEMUAN 12
STREES DAN KESEHATAN
1. HUBUNGAN ANTARA STRESS DAN STRESSOR
Stress : Stres adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan reaksi individu terhadap peristiwa yang dianggap sebagai ancaman atau tantangan, yang dapat mempengaruhi kondisi fisik, emosional, kognitif, dan perilaku mereka.
Stressor : Stresor adalah pemicu atau penyebab yang memicu respons stres pada individu. Sumber stresor dapat berasal dari dalam tubuh individu atau dari lingkungan eksternal, dan dapat bervariasi dalam aspek biologis, psikologis, kimia, sosial, dan spiritual. Timbulnya stres dikarenakan adanya stresor yang memicu respons, yang dapat membuat individu merasakan dan mempersepsikan situasi tersebut sebagai ancaman, menyebabkan timbulnya kecemasan, dan ini dapat menjadi tanda awal dari gangguan kesehatan fisik dan psikologis.
Jadi, stressor adalah factor-faktor yang dapat memicu stress.
Menurut Kozier & Erb, yang disitir oleh Keliat B.A., dampak dari stresor dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk:
· Sifat stressor : Dampak stresor pada setiap individu berbeda karena bergantung pada pengetahuan individu tentang cara mengatasi sumber stres tersebut dan sejauh mana pengaruh stresor tersebut pada individu.
· Jumlah stressor : Jumlah stresor yang diterima oleh individu dalam periode waktu tertentu dapat memengaruhi perilaku individu. Jika individu tidak siap menghadapi banyak sumber stres secara bersamaan, ini dapat menghasilkan perilaku yang kurang baik, seperti marah terhadap hal-hal kecil.
· Lama stressor : Ini mengacu pada seberapa sering individu menghadapi stresor yang sama. Semakin sering individu mengalami situasi yang sama, semakin besar kemungkinan mereka akan merasa lelah dalam menghadapi masalah tersebut.
· Pengalaman masa lalu: Pengalaman individu di masa lalu dapat memengaruhi cara mereka menghadapi masalah saat ini.
· Tingkat perkembangan : Setiap individu memiliki tingkat perkembangan yang berbeda, yang memengaruhi cara mereka mengatasi masalah yang dihadapi.
2. FAKTOR FISIOLOGIS DARI STRESS DAN KESEHATAN
A. Faktor
Stress dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan fisik dan mental seseorang. Beberapa faktor fisiologis yang dapat mempengaruhi stres dan kesehatan meliputi:
1. Penyakit dan Kondisi Fisik: Penyakit yang sulit disembuhkan, cacat fisik, pertumbuhan remaja, menopause, menua, kurang tidur, dan nutrisi yang tidak mencukupi dapat menjadi faktor-faktor fisiologis yang mempengaruhi stres dan kesehatan
2. Respon Tubuh: Stres adalah respons tubuh terhadap perubahan yang membutuhkan respons, regulasi, dan/atau adaptasi fisik, psikologis, dan emosional
3. Sistem Biologis: Stres fisiologis atau biologis adalah respons organisme terhadap stresor seperti kondisi lingkungan. Aksis HPA (Hypothalamic-Pituitary-Adrenal) mengatur pelepasan hormon kortisol, yang memengaruhi banyak fungsi tubuh seperti fungsi metabolisme, psikologis, dan imunologis
B. General Adaptation Syndrom
Sindrom Adaptasi Umum (GAS) adalah suatu proses tiga tahap yang menggambarkan perubahan fisiologis tubuh dalam menghadapi tekanan. Tahap awalnya adalah reaksi alarm, di mana tubuh bersiap untuk menghadapi stres dengan respons "lawan atau lari". Selanjutnya, pada tahap resistensi, tubuh berupaya melawan perubahan fisiologis yang terjadi selama reaksi alarm. Akhirnya, pada tahap kelelahan, sumber daya tubuh terkuras, berpotensi menyebabkan masalah kesehatan akibat stres berkelanjutan.
Proses fisiologis selama GAS dikendalikan oleh sistem saraf otonom (ANS), terutama melalui cabang simpatis untuk reaksi alarm dan parasimpatis selama tahap resistensi guna mengembalikan kondisi normal tubuh. Pemahaman terhadap tahapan GAS dapat membantu individu mengenali tanda-tanda fisik stres dan mengelola respons terhadap stres dengan efektif. Manajemen stres menjadi kunci penting karena stres kronis dapat berdampak pada kelelahan mental, sensitivitas, gangguan tidur, dan masalah kesehatan lainnya.
C. Keterkaitan Imun dan Stress
Studi menunjukkan bahwa stres dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Stres psikologis dapat mengganggu komunikasi antara sistem saraf, hormon dan sistem kekebalan tubuh, serta mengurangi berbagai aspek dari respon imun seluler. Penelitian juga menunjukkan bahwa stres dapat meningkatkan kerentanan seseorang terhadap penyakit infeksi karena penekanan fungsi sistem imun. Sebuah meta analisis menemukan hubungan antara stres dan berbagai aspek kesehatan fisik, termasuk sistem kekebalan manusia. Dengan demikian, stres psikologis dapat berpotensi menurunkan daya tahan tubuh terhadap organisme patogen. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa hubungan antara stres dan sistem kekebalan tubuh merupakan area penelitian yang kompleks dan masih sulit ditentukan dengan pasti.
D. Health Psychology
Psikologi kesehatan merupakan cabang ilmu yang fokus pada interaksi antara faktor biologis, sosial, dan psikologis yang memengaruhi kesehatan serta penyakit. Sebagai disiplin terapan, psikologi kesehatan melibatkan penelitian dalam berbagai bidang untuk mendorong kesadaran akan kesehatan, mendorong promosi kesehatan, dan mencegah penyakit.
Psikolog kesehatan meneliti hubungan kompleks antara emosi, perilaku, dan dampaknya terhadap kehidupan seseorang. Mereka mengidentifikasi faktor psikososial dan perilaku yang dapat memperkuat atau melemahkan kesehatan, merancang intervensi untuk mengurangi risiko penyakit, dan meningkatkan kualitas hidup individu dalam menghadapi tantangan kesehatan.
Dalam komitmennya terhadap keberagaman, psikologi kesehatan mengakui pentingnya inklusi berbagai identitas seperti usia, latar belakang sosial ekonomi, ras/etnis, budaya, gender, orientasi seksual, agama, bahasa, dan kemampuan. Tujuannya adalah mengelola dampak psikologis dan emosional dari kesehatan serta penyakit di masyarakat.
Pendekatan biopsikososial menjadi landasan bagi psikologi kesehatan, memahami bahwa kesehatan adalah hasil dari interaksi kompleks antara faktor biologis, psikologis, perilaku, dan sosial. Disiplin ini muncul sebagai entitas tersendiri dalam ilmu psikologi pada tahun 1970-an di Amerika Serikat, seiring dengan berkembangnya pemahaman tentang peran perilaku dalam kesehatan.
Secara keseluruhan, psikologi kesehatan memegang peran kunci dalam pemahaman, pencegahan penyakit, dan peningkatan kualitas hidup individu yang menghadapi tantangan kesehatan.
E. Faktor Kognitif, Kepribadian dan Sosial dari Stress
Stres dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kognitif, kepribadian, dan sosial. Menurut Santrock, ada empat faktor yang memengaruhi stres, yaitu lingkungan, kognitif, kepribadian, dan sosial budaya.
Faktor kognitif mencakup cara individu memproses informasi dan pandangan mereka terhadap situasi, termasuk pemikiran negatif, frustrasi, persepsi, emosi, dan pengambilan keputusan.
Faktor kepribadian melibatkan ciri-ciri kepribadian seperti stabilitas emosi, locus of control, ketahanan, dan strategi koping, yang dapat memengaruhi bagaimana seseorang merespons stres.
Faktor sosial mencakup pengaruh lingkungan sosial, seperti dinamika keluarga, status ekonomi, dukungan sosial, dan latar belakang budaya. Konflik keluarga, kesulitan ekonomi, dan status sosial dapat berkontribusi pada tingkat stres seseorang.
Dengan memahami faktor-faktor ini, individu dapat mengembangkan strategi yang efektif untuk mengelola dan mengatasi stres dalam kehidupan mereka.
3. PROSES COPING TERHADAP STRESS
Coping stress adalah proses atau respon yang dilakukan oleh individu untuk mengatasi atau mengurangi sumber stres yang sedang dihadapi
Coping stress dapat dilakukan dengan menggunakan mekanisme coping, yaitu cara atau taktik seseorang dalam menghadapi situasi yang membuatnya merasa stres atau tertekan
Mekanisme coping dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu aktif dan menghindar
Ada dua strategi coping yang fokus pada dua hal berbeda, yaitu strategi yang fokus pada masalah (problem-focused coping) dan strategi yang fokus pada emosi (emotion-focused coping)
Strategi coping yang fokus pada masalah adalah strategi coping dalam mengurangi stressor dengan mempelajari hal baru atau sebuah keterampilan baru, yang digunakan untuk mengubah situasi, keadaan, atau pokok permasalahan
Sedangkan strategi coping yang fokus pada emosi adalah sebuah usaha dari individu dalam mengendalikan respon emosional terhadap kondisi yang bersifat sangat menekan
Strategi coping ini bersifat defensif, karena individu merespon stres secara emosional dengan berupaya mencari dukungan secara sosial